Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot. Namun, sesuatu pun terjadilah.
Gedung Putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu adalah seorang guru. Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku berlari ke kotak pos. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan. Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku.
Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.
Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ?
Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa. Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih orang lain yaitu Christina McAufliffe. Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku?
Bagian diriku yang mana yang kurang?Mengapa aku diperlakukan kejam ?
Aku berpaling pada ayahku. Katanya: “Semua terjadi karena suatu alasan.”
Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku? Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang.
Aku teringat kata-kata ayahku: “Semua terjadi karena suatu alasan.” Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah; aku seorang pemenang….
Aku menang karena aku telah kalah. Aku, “Frank Slazak”, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan.
:
Tuhan mengabulkan doa kita dengan 3 cara:
1. Apabila Tuhan mengatakan YA. Maka kita akan mendapatkan apa yang kita minta.
2. Apabila Tuhan mengatakan TIDAK. Maka mungkin kita akan mendapatkan yang lain yang lebih sesuai untuk kita.
3. Apabila Tuhan mengatakan TUNGGU. Maka mungkin kita akan mendapatkan yang terbaik sesuai dengan kehendakNYA.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. ROMA 8:28.
ALKITAB for TODAY..
WELCOME TO MY BLOG...(",)
Biarlah setiap tulisanku ini,bisa memberikan inspirasi,motivasi dan kekuatan bagi semua yg membacanya....hope you enjoy and like it...be bless...^_^...!!!
Jumat, 15 Oktober 2010
Kamis, 14 Oktober 2010
Why me...?
Arthur Ashe adalah petenis kulit hitam dari Amerika yang memenangkan tiga gelar juara Grand Slam; America Open (1968), Australia Open (1970) dan turnamen tenis paling bergengsi: Wimbledon (1975). Pada tahun 1979 ia terkena serangan jantung yang mengharuskannya menjalani operasi bypass. Setelah dua kali operasi, bukannya sembuh, ia malah harus menghadapi kenyataan pahit, terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.
Seorang penggemarnya menulis surat kepadanya, "Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita?"
Ashe menjawab, "Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis. Di antaranya 5 juta orang yang mau belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5000 mencapai turnamen Grand Slam, 50 orang berhasil mencapai ke Wimbledon. 4 orang di semifinal, 2 orang saja yang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya yang dipilih?' Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?'"
Saat kita sedang diberkati, kita sangat mensyukuri semua itu. Tetapi kita juga tidak menyalahkan Tuhan ketika semuanya hilang dari kita.
“…………………….Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. AYUB 2:10.
Seorang penggemarnya menulis surat kepadanya, "Mengapa Tuhan memilihmu untuk menderita?"
Ashe menjawab, "Di dunia ini ada 50 juta anak yang ingin bermain tenis. Di antaranya 5 juta orang yang mau belajar bermain tenis, 500 ribu belajar menjadi pemain tenis profesional, 50 ribu datang ke arena untuk bertanding, 5000 mencapai turnamen Grand Slam, 50 orang berhasil mencapai ke Wimbledon. 4 orang di semifinal, 2 orang saja yang berlaga di final. Dan ketika saya mengangkat trofi Wimbledon, saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya yang dipilih?' Jadi ketika sekarang saya dalam kesakitan, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan, 'Mengapa saya?'"
Saat kita sedang diberkati, kita sangat mensyukuri semua itu. Tetapi kita juga tidak menyalahkan Tuhan ketika semuanya hilang dari kita.
“…………………….Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. AYUB 2:10.
SANG MALAIKAT KECIL...
Tiga Juli 1999, tangis bayi memecah kesunyian. Sang bayi mungil lahir ke dunia membawa kebahagiaan bagi pasangan Jimmy dan Aiwan. Kulit putih kemerah-merahan, mata yang sungguh indah, bahkan ia memiliki bobot tubuh yang cukup besar dibandingkan ukuran normal bayi yang baru lahir. Semua orang yang melihat memuji sang bayi cantik yang kemudian diberi nama Olivia Laurencia dengan nama kecil Ping Ping ini. Yah, ini adalah mahakarya yang sungguh indah dari Tuhan bagi keluarga muda itu.
Sang bayi mungil tumbuh cepat dan makin cantik dari waktu ke waktu. Babak baru kehidupannya dimulai ketika umur satu setengah tahun. Saat anggota keluarga yang lain melihat adanya kelainan penglihatan pada Oliv kecil, segera mereka memeriksakannya ke dokter. Bagaikan disambar petir mereka harus menerima kenyataan bahwa Olivia divonis menderita kanker mata, atau istilah kedokterannya penyakit Retina Blastoma. 'Biasanya untuk penyakit begini umurnya paling sekitar 2 tahun lagi,'
demikian kata sang dokter yang terus terngiang-ngiang di ingatan orangtuanya..
Bergelut dengan Pengobatan
Berbagai pengobatan mulai dijalani, bahkan pengobatan sampai ke luar negeri. Dokter menyarankan agar bola mata kiri yang terkena kanker segera diangkat. Namun sang papa bersikeras jalan itu. 'Dia seorang anak gadis, palsunya. Jalan ini juga tidak bisa menjamin 100% sel kanker itu hilang begitu saja. Mata dia sungguh indah, semua orang juga mengakuinya,' berontak sang papa..
Akhirnya dipakailah cara kemotherapy untuk mematikan sel-sel kanker yang telah tumbuh itu. Saat sang putri kesayangan teriak menahan sakit yang dideritanya, sang papa tidak kuat menerima kenyataan itu bahkan ia membenturkan kepalanya sendiri ke dinding.
Menurut pengakuannya meski sudah dibaptis dan menjadi pengikut Kristus, Jimmy dan Aiwan belum menjadi pengikut Kristus yang sesungguhnya. Untuk pergi ke gereja pun kadang masih agak ogah-ogahan. Tepatnya hanya menjadi umat yang biasa-biasa saja.
Dalam mimpinya suatu malam Jimmy didatangi oleh malaikat yang membawa sebuah maklumat berisi hanya satu kata 'BAPTIS'. Setelah menceritakan kepada saudaranya, saudaranya itu memberikan masukan
'baptis berarti kamu mesti bertobat!'... Sambil tetap menjalani pengobatan, kondisi Olivia mengantar papa dan mamanya lebih rajin dalam berdoa dan mengikuti persekutuan. Mereka lebih berpasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Mereka bertumbuh dalam iman di tengah penyakit yang diderita Olivia.
Di sela-sela kesibukan mengurusi pengobatan Olivia, Elohim mendatangkan penghibur di keluarga ini. Seorang anak pemberian Tuhan
hadir di tengah mereka. Sang adik kecil itu kemudian diberi nama Yohanes Natanael. Setidaknya ini adalah suatu penghiburan di tengah kesedihan mereka.
Olivia sempat menjalani dua kali kemotherapy yang membuat kondisi fisiknya drop. Saat ia drop dan trombosit dalam tubuhnya turun, sang papa dan pamannya dengan kondisi was-was musti siap mengantri sepanjang hari untuk mendapatkan bantuan darah di PMI.
Demikian sepanjang hidupnya Olivia menjalani pengobatan. Biasanya setelah therapy ia mengalami kerontokan rambut hingga botak sama sekali. Dengan fisik yang demikian Olivia tidak pernah merasa rendah diri. Ia tetap menjadi anak yang periang. Bahkan di sekolah ia termasuk salah satu murid yang memiliki prestasi Seluruh keluarga besar sangat menyayangi dan memberi perhatian penuh kepadanya. Saat ilmu kedokteran sudah angkat tangan dan hanya memberikan harapan kosong atas kesembuhannya, seluruh keluarga tidak berputus asa. Berbagai pengobatan alternatif dijalani.
Pantangan-pantangan makanan selalu dituruti oleh gadis kecil ini..
Obat-obatan dari berbagai bentuk dan rasa yang sungguh merusak indra
pengecapan juga dilahap dengan pasrah.
Membawa kepada Kristus
Dalam kondisi demikian, Oliv kecil sungguh bergantung pada Tuhan Yesus. Setiap pagi saat jam dinding baru menunjukkan pukul 04.00, bagai jam weker Olivia membangunkan orangtuanya untuk mengajak doa pagi. Ketika melihat papanya bersedih hati, Olivia selalu berujar: 'Smile'. Dengan polosnya Olivia berujar dan mengajarkan papanya: 'Dalam masalah apa pun kita harus selalu smile.'
Imannya kepada Yesus itu membuat ia boleh dibilang tak pernah mengeluh soal penyakit yang dideritanya. Ia bahkan tak pernah menangis karena penyakit itu.
Iman Olivia ini menghantarkan sang kakek, nenek, om, tante yang belum mengenal Kristus menjadi orang-orang percaya. Ketegaran Olivia membuat mereka semua merasakan bahwa Yesus sungguh ada bersama Olivia. Hal itu pula yang kemudian mendorong keluarga besarnya semakin berpasrah pada Yesus. Bahkan mereka kemudian terjun aktif dalam kegiatan rohani di lingkungannya. Sungguh inilah karya besar yang ditinggalkannya.
Bulan-bulan terakhir menjelang ajalnya ia menunjukkan kasihnya yang luar biasa kepada keluarganya, terutama kepada adik kecilnya. Ia berujar kepada sang mama 'Kan Oliv mau jadi peri yang baik hati'. Natal dan malam Tahun Baru 31 Desember 2008, meskipun menahan sakit kepala yang belakangan selalu menyerangnya, ia berusaha tetap ceria. Saat acara tukar kado bersama jemaat Gereja, ia juga masih selalu bercanda dengan semua orang.
Beberapa hari kemudian, 4 Januari 2009, saat sakit kepala yang semakin parah dan disertai dengan muntah-muntah, keluarga memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Semakin lama kondisi fisiknya semakin parah.
Tubuhnya bahkan sudah sulit untuk menerima asupan makanan... Hal yang ditakutkan pun terjadi. Hasil MRI menunjukkan sel kanker yang sudah membutakan mata kirinya telah menjalar sampai ke otak bahkan ke seluruh tubuhnya.
'Terimakasih Tuhan Yesus'
Setiap hari ia hanya bisa terbaring lemas dan tertidur. Saat ia terbangun, kesakitan yang sungguh luar biasa dialaminya. Ia hanya bisa berteriak, 'Aduh sakit, sakit sekali Tuhan'.
Sang mama yang tidak kuat melihat penderitaan putrinya mengatakan,
'Kalau sakit sekali, menangis saja Oliv,' tapi anak ini sungguh kuat. Dia tidak pernah mau menangisi kesakitannya. Orang tuanya kembali dikuatkan dan diajarkan untuk tetap tegar dalam segala masalah, walaupun itu tidak mengenakkan. Kesakitannya semakin memuncak, bahkan obat penahan sakit yang diberikan dokter sudah tidak bisa menghilangkan rasa sakit itu. Dua malam menjelang ajalnya, Oliv berdoa penuh iman. 'Terima kasih Tuhan atas kasih karuniaMu, Oliv percaya Oliv sudah sembuh, Oliv sudah dipulihkan. Tidak ada satu penyakit apa pun di badan Oliv, dari ujung rambut sampai ujung kaki Oliv, karena sudah
Engkau tebus di kayu salib. Tuhan berkati Oliv, Tuhan ampuni semua dosa Oliv,terima kasih Tuhan, Haleluya, Amin..' Sebuah doa yang sungguh indah dan penuh makna. Doa seorang anak yang sungguh mencintai dan mengimani Yesus.
Saat malam terakhir ia bahkan sempat meminta sang papa yang memang sangat dekat dengannya untuk memeluk, menurunkannya dari ranjang pasien dan memangkunya. Dia meminta kepada semua orang dan keluarga yang mengunjunginya untuk senantiasa berdoa dan mendoakannya sepanjang malam itu. Detik-detik maut semakin mendekatinya. Dalam kesakitan yang sudah tidak tertahan, kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya 'Sakit sekali ya Tuhan, Oliv sudah tidak tahan lagi' kemudian kepalanya jatuh terkulai sambil berucap 'Trima kasih Tuhan Yesus' . Kemudian ia sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya mulai kejang-kejang. Saat sang papa membisikkan ke telinganya 'Papa merelakan Oliv pergi, karena papa percaya di surga penuh damai sejahtera dari pada di dunia dengan menanggung penderitaan. Saat Oliv bertemu dengan Yesus dan Yesus ingin memegang tangan Oliv, segeralah sambut tangan-Nya. Selamat jalan Oliv kami semua merelakan Oliv.' Dalam kondisi yang sudah 'koma' Olivia meneteskan airmata.
Sesaat setelah itu, bergantian istri pendeta memegang tangan Oliv sambil membisikkan di telinganya, 'Kalau Oliv sudah bertemu Tuhan Yesus, Oliv genggam kencang tangan tante yah.'
Dalam keadaan 'koma' itu ia benar2 menggenggam tangan itu dan tak
lama kemudian Oliv kecil pun pergi untuk selamanya dengan perlahan, tenang dan damai. 12 Januari 2009, pukul 15.45.
Tugasnya sudah selesai
Kedua orang tuanya tentu sedih dengan kepergiannya. Tapi mereka mengimani bahwa Olivia sudah bahagia di surga selamanya.
Mereka berusaha menahan tetesan airmata dan merelakan kepergiannya.
Mereka berusaha meneladani apa yang selalu dikatakan Olivia selama hidupnya, bahwa 'Segala sesuatu ada waktunya; selalu tersenyumlah dalam segala hal; tetap kuat dan tegar dalam pergumulan; berserah dirilah kepada Tuhan Yesus, karena Dia akan memberikan jalan terbaik dan selalu mengasihi kita'.
Jasadnya sudah terbaring kaku, tapi ia terlihat seperti hanya tertidur. Semua pelayat yang melihat, memuji Olivia bagaikan peri kecil cantik yang tertidur pulas. Wajah dan kulitnya putih bersih.
Bibir kecilnya menyunggingkan senyum kecil bahagia. Salah satu mata yang tadinya agak cekung karena sel kanker sudah menggerogoti dan membutakan mata kirinya bahkan terlihat normal kembali. Ia benar-benar seperti tertidur. Semua mengimani, saat ajal menjemputnya Tuhan terlebih dahulu memulihkan fisiknya. Keluarga besarnya juga mengimani bahwa Olivia adalah penolong yang diberikan Tuhan di tengah-tengah keluarga mereka. Melalui sakit yang dideritanya satu persatu anggota keluarga besarnya bertobat dan menerima Kristus. Tugas malaikat kecil ini sudah selesai, maka ia kembali dipanggil Bapa ke surga.
Hidup yang bermakna bukan diukur dari berapa lama kita tinggal di dunia, tetapi seberapa berartinya hidup yang kita jalani.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan BAPAmu yang disurga. MATIUS 5:16
Sang bayi mungil tumbuh cepat dan makin cantik dari waktu ke waktu. Babak baru kehidupannya dimulai ketika umur satu setengah tahun. Saat anggota keluarga yang lain melihat adanya kelainan penglihatan pada Oliv kecil, segera mereka memeriksakannya ke dokter. Bagaikan disambar petir mereka harus menerima kenyataan bahwa Olivia divonis menderita kanker mata, atau istilah kedokterannya penyakit Retina Blastoma. 'Biasanya untuk penyakit begini umurnya paling sekitar 2 tahun lagi,'
demikian kata sang dokter yang terus terngiang-ngiang di ingatan orangtuanya..
Bergelut dengan Pengobatan
Berbagai pengobatan mulai dijalani, bahkan pengobatan sampai ke luar negeri. Dokter menyarankan agar bola mata kiri yang terkena kanker segera diangkat. Namun sang papa bersikeras jalan itu. 'Dia seorang anak gadis, palsunya. Jalan ini juga tidak bisa menjamin 100% sel kanker itu hilang begitu saja. Mata dia sungguh indah, semua orang juga mengakuinya,' berontak sang papa..
Akhirnya dipakailah cara kemotherapy untuk mematikan sel-sel kanker yang telah tumbuh itu. Saat sang putri kesayangan teriak menahan sakit yang dideritanya, sang papa tidak kuat menerima kenyataan itu bahkan ia membenturkan kepalanya sendiri ke dinding.
Menurut pengakuannya meski sudah dibaptis dan menjadi pengikut Kristus, Jimmy dan Aiwan belum menjadi pengikut Kristus yang sesungguhnya. Untuk pergi ke gereja pun kadang masih agak ogah-ogahan. Tepatnya hanya menjadi umat yang biasa-biasa saja.
Dalam mimpinya suatu malam Jimmy didatangi oleh malaikat yang membawa sebuah maklumat berisi hanya satu kata 'BAPTIS'. Setelah menceritakan kepada saudaranya, saudaranya itu memberikan masukan
'baptis berarti kamu mesti bertobat!'... Sambil tetap menjalani pengobatan, kondisi Olivia mengantar papa dan mamanya lebih rajin dalam berdoa dan mengikuti persekutuan. Mereka lebih berpasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Mereka bertumbuh dalam iman di tengah penyakit yang diderita Olivia.
Di sela-sela kesibukan mengurusi pengobatan Olivia, Elohim mendatangkan penghibur di keluarga ini. Seorang anak pemberian Tuhan
hadir di tengah mereka. Sang adik kecil itu kemudian diberi nama Yohanes Natanael. Setidaknya ini adalah suatu penghiburan di tengah kesedihan mereka.
Olivia sempat menjalani dua kali kemotherapy yang membuat kondisi fisiknya drop. Saat ia drop dan trombosit dalam tubuhnya turun, sang papa dan pamannya dengan kondisi was-was musti siap mengantri sepanjang hari untuk mendapatkan bantuan darah di PMI.
Demikian sepanjang hidupnya Olivia menjalani pengobatan. Biasanya setelah therapy ia mengalami kerontokan rambut hingga botak sama sekali. Dengan fisik yang demikian Olivia tidak pernah merasa rendah diri. Ia tetap menjadi anak yang periang. Bahkan di sekolah ia termasuk salah satu murid yang memiliki prestasi Seluruh keluarga besar sangat menyayangi dan memberi perhatian penuh kepadanya. Saat ilmu kedokteran sudah angkat tangan dan hanya memberikan harapan kosong atas kesembuhannya, seluruh keluarga tidak berputus asa. Berbagai pengobatan alternatif dijalani.
Pantangan-pantangan makanan selalu dituruti oleh gadis kecil ini..
Obat-obatan dari berbagai bentuk dan rasa yang sungguh merusak indra
pengecapan juga dilahap dengan pasrah.
Membawa kepada Kristus
Dalam kondisi demikian, Oliv kecil sungguh bergantung pada Tuhan Yesus. Setiap pagi saat jam dinding baru menunjukkan pukul 04.00, bagai jam weker Olivia membangunkan orangtuanya untuk mengajak doa pagi. Ketika melihat papanya bersedih hati, Olivia selalu berujar: 'Smile'. Dengan polosnya Olivia berujar dan mengajarkan papanya: 'Dalam masalah apa pun kita harus selalu smile.'
Imannya kepada Yesus itu membuat ia boleh dibilang tak pernah mengeluh soal penyakit yang dideritanya. Ia bahkan tak pernah menangis karena penyakit itu.
Iman Olivia ini menghantarkan sang kakek, nenek, om, tante yang belum mengenal Kristus menjadi orang-orang percaya. Ketegaran Olivia membuat mereka semua merasakan bahwa Yesus sungguh ada bersama Olivia. Hal itu pula yang kemudian mendorong keluarga besarnya semakin berpasrah pada Yesus. Bahkan mereka kemudian terjun aktif dalam kegiatan rohani di lingkungannya. Sungguh inilah karya besar yang ditinggalkannya.
Bulan-bulan terakhir menjelang ajalnya ia menunjukkan kasihnya yang luar biasa kepada keluarganya, terutama kepada adik kecilnya. Ia berujar kepada sang mama 'Kan Oliv mau jadi peri yang baik hati'. Natal dan malam Tahun Baru 31 Desember 2008, meskipun menahan sakit kepala yang belakangan selalu menyerangnya, ia berusaha tetap ceria. Saat acara tukar kado bersama jemaat Gereja, ia juga masih selalu bercanda dengan semua orang.
Beberapa hari kemudian, 4 Januari 2009, saat sakit kepala yang semakin parah dan disertai dengan muntah-muntah, keluarga memutuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Semakin lama kondisi fisiknya semakin parah.
Tubuhnya bahkan sudah sulit untuk menerima asupan makanan... Hal yang ditakutkan pun terjadi. Hasil MRI menunjukkan sel kanker yang sudah membutakan mata kirinya telah menjalar sampai ke otak bahkan ke seluruh tubuhnya.
'Terimakasih Tuhan Yesus'
Setiap hari ia hanya bisa terbaring lemas dan tertidur. Saat ia terbangun, kesakitan yang sungguh luar biasa dialaminya. Ia hanya bisa berteriak, 'Aduh sakit, sakit sekali Tuhan'.
Sang mama yang tidak kuat melihat penderitaan putrinya mengatakan,
'Kalau sakit sekali, menangis saja Oliv,' tapi anak ini sungguh kuat. Dia tidak pernah mau menangisi kesakitannya. Orang tuanya kembali dikuatkan dan diajarkan untuk tetap tegar dalam segala masalah, walaupun itu tidak mengenakkan. Kesakitannya semakin memuncak, bahkan obat penahan sakit yang diberikan dokter sudah tidak bisa menghilangkan rasa sakit itu. Dua malam menjelang ajalnya, Oliv berdoa penuh iman. 'Terima kasih Tuhan atas kasih karuniaMu, Oliv percaya Oliv sudah sembuh, Oliv sudah dipulihkan. Tidak ada satu penyakit apa pun di badan Oliv, dari ujung rambut sampai ujung kaki Oliv, karena sudah
Engkau tebus di kayu salib. Tuhan berkati Oliv, Tuhan ampuni semua dosa Oliv,terima kasih Tuhan, Haleluya, Amin..' Sebuah doa yang sungguh indah dan penuh makna. Doa seorang anak yang sungguh mencintai dan mengimani Yesus.
Saat malam terakhir ia bahkan sempat meminta sang papa yang memang sangat dekat dengannya untuk memeluk, menurunkannya dari ranjang pasien dan memangkunya. Dia meminta kepada semua orang dan keluarga yang mengunjunginya untuk senantiasa berdoa dan mendoakannya sepanjang malam itu. Detik-detik maut semakin mendekatinya. Dalam kesakitan yang sudah tidak tertahan, kalimat terakhir yang keluar dari mulutnya 'Sakit sekali ya Tuhan, Oliv sudah tidak tahan lagi' kemudian kepalanya jatuh terkulai sambil berucap 'Trima kasih Tuhan Yesus' . Kemudian ia sudah tidak sadarkan diri, tubuhnya mulai kejang-kejang. Saat sang papa membisikkan ke telinganya 'Papa merelakan Oliv pergi, karena papa percaya di surga penuh damai sejahtera dari pada di dunia dengan menanggung penderitaan. Saat Oliv bertemu dengan Yesus dan Yesus ingin memegang tangan Oliv, segeralah sambut tangan-Nya. Selamat jalan Oliv kami semua merelakan Oliv.' Dalam kondisi yang sudah 'koma' Olivia meneteskan airmata.
Sesaat setelah itu, bergantian istri pendeta memegang tangan Oliv sambil membisikkan di telinganya, 'Kalau Oliv sudah bertemu Tuhan Yesus, Oliv genggam kencang tangan tante yah.'
Dalam keadaan 'koma' itu ia benar2 menggenggam tangan itu dan tak
lama kemudian Oliv kecil pun pergi untuk selamanya dengan perlahan, tenang dan damai. 12 Januari 2009, pukul 15.45.
Tugasnya sudah selesai
Kedua orang tuanya tentu sedih dengan kepergiannya. Tapi mereka mengimani bahwa Olivia sudah bahagia di surga selamanya.
Mereka berusaha menahan tetesan airmata dan merelakan kepergiannya.
Mereka berusaha meneladani apa yang selalu dikatakan Olivia selama hidupnya, bahwa 'Segala sesuatu ada waktunya; selalu tersenyumlah dalam segala hal; tetap kuat dan tegar dalam pergumulan; berserah dirilah kepada Tuhan Yesus, karena Dia akan memberikan jalan terbaik dan selalu mengasihi kita'.
Jasadnya sudah terbaring kaku, tapi ia terlihat seperti hanya tertidur. Semua pelayat yang melihat, memuji Olivia bagaikan peri kecil cantik yang tertidur pulas. Wajah dan kulitnya putih bersih.
Bibir kecilnya menyunggingkan senyum kecil bahagia. Salah satu mata yang tadinya agak cekung karena sel kanker sudah menggerogoti dan membutakan mata kirinya bahkan terlihat normal kembali. Ia benar-benar seperti tertidur. Semua mengimani, saat ajal menjemputnya Tuhan terlebih dahulu memulihkan fisiknya. Keluarga besarnya juga mengimani bahwa Olivia adalah penolong yang diberikan Tuhan di tengah-tengah keluarga mereka. Melalui sakit yang dideritanya satu persatu anggota keluarga besarnya bertobat dan menerima Kristus. Tugas malaikat kecil ini sudah selesai, maka ia kembali dipanggil Bapa ke surga.
Hidup yang bermakna bukan diukur dari berapa lama kita tinggal di dunia, tetapi seberapa berartinya hidup yang kita jalani.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan BAPAmu yang disurga. MATIUS 5:16
6 BATU UJIAN CINTA
Pertama, Ujian untuk merasakan sesuatu bersama.
Cinta sejati ingin merasakan bersama, memberi, mengulurkan tangan.Cinta
sejati memikirkan pihak yang lainnya, bukan memikirkan diri sendiri. Jika
kalian membaca sesuatu, pernahkah kalian berpikir, aku ingin membagi ini
bersama kekasihku?Jika kalian merencanakan sesuatu,adakah kalian hanya berpikir tentang apa yang ingin kalian lakukan, ataukah apa yang akan menyenangkan pihak lain?
Maka batu ujian yang pertama ialah:
"Apakah kita bisa sama-sama merasakan sesuatu?
Apakah aku ingin menjadi bahagia atau membuat pihak yang lain bahagia?"
Kedua, Ujian kekuatan.
cinta sejati tidak akan menghilangkan kekuatan kalian; bahkan sebaliknya akan memberikan kekuatan dan tenaga baru pada kalian. Cinta akan memenuhi kalian dengan kegembiraan serta membuat kalian kreaktif, dan ingin menghasilkan lebih banyak lagi.
Batu ujian kedua: "Apakah cinta kita memberi kekuatan baru dan memenuhi kita dengan tenaga kreaktif, ataukah cinta kita justru menghilangkan kekuatan dan tenaga kita?"
Ketiga, Ujian penghargaan.
Cinta sejati berarti juga menjunjung tinggi pihak yang lain.
Pertanyaannya ialah: "Apakah kita benar-benar sudah punya penghargaan yang tinggi satu kepada yang lainnya? Apa aku bangga atas pasanganku?"
Keempat, Ujian kebiasaan.
Cinta menerima orang lain bersama dengan kebiasaannya.
Kalian harus menerima pasanganmu sebagaimana adanya beserta segala kebiasaan dan kekurangannya. Pertanyaannya: "Apakah kita hanya saling mencintai atau juga saling menyukai?"
Kelima, Ujian pertengkaran .
Persoalannya tentulah, bukan pertengkarannya, tapi kesanggupan untuk saling berdamai lagi. Bisakah kita saling memaafkan dan saling mengalah?
Keenam, Ujian waktu.
Ada baiknya untuk saling bertemu, bukan saja pada hari-hari libur atau hari minggu dengan berpakaian rapih, tapi juga pada saat bekerja di dalam hidup sehari-hari, waktu belum rapi, atau cukur, masih mengenakan kaos oblong, belum cuci muka, rambut masih awut-awutan, dalam suasana yang tegang atau berbahaya. Ada suatu peribahasa kuno, "Jangan kawin sebelum mengalami musim panas dan musim dingin bersama dengan
pasanganmu." Sekiranya kalian ragu-ragu tentang perasaan cintamu, sang waktu akan memberi kepastian. Tanyakan: "Apakah cinta kita telah melewati musim panas dan musim dingin? Sudah cukup lamakah kita saling mengenal?"
SELAMAT MENCINTAI
Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta. Sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya…………………….KIDUNG AGUNG 8:7.
Cinta sejati ingin merasakan bersama, memberi, mengulurkan tangan.Cinta
sejati memikirkan pihak yang lainnya, bukan memikirkan diri sendiri. Jika
kalian membaca sesuatu, pernahkah kalian berpikir, aku ingin membagi ini
bersama kekasihku?Jika kalian merencanakan sesuatu,adakah kalian hanya berpikir tentang apa yang ingin kalian lakukan, ataukah apa yang akan menyenangkan pihak lain?
Maka batu ujian yang pertama ialah:
"Apakah kita bisa sama-sama merasakan sesuatu?
Apakah aku ingin menjadi bahagia atau membuat pihak yang lain bahagia?"
Kedua, Ujian kekuatan.
cinta sejati tidak akan menghilangkan kekuatan kalian; bahkan sebaliknya akan memberikan kekuatan dan tenaga baru pada kalian. Cinta akan memenuhi kalian dengan kegembiraan serta membuat kalian kreaktif, dan ingin menghasilkan lebih banyak lagi.
Batu ujian kedua: "Apakah cinta kita memberi kekuatan baru dan memenuhi kita dengan tenaga kreaktif, ataukah cinta kita justru menghilangkan kekuatan dan tenaga kita?"
Ketiga, Ujian penghargaan.
Cinta sejati berarti juga menjunjung tinggi pihak yang lain.
Pertanyaannya ialah: "Apakah kita benar-benar sudah punya penghargaan yang tinggi satu kepada yang lainnya? Apa aku bangga atas pasanganku?"
Keempat, Ujian kebiasaan.
Cinta menerima orang lain bersama dengan kebiasaannya.
Kalian harus menerima pasanganmu sebagaimana adanya beserta segala kebiasaan dan kekurangannya. Pertanyaannya: "Apakah kita hanya saling mencintai atau juga saling menyukai?"
Kelima, Ujian pertengkaran .
Persoalannya tentulah, bukan pertengkarannya, tapi kesanggupan untuk saling berdamai lagi. Bisakah kita saling memaafkan dan saling mengalah?
Keenam, Ujian waktu.
Ada baiknya untuk saling bertemu, bukan saja pada hari-hari libur atau hari minggu dengan berpakaian rapih, tapi juga pada saat bekerja di dalam hidup sehari-hari, waktu belum rapi, atau cukur, masih mengenakan kaos oblong, belum cuci muka, rambut masih awut-awutan, dalam suasana yang tegang atau berbahaya. Ada suatu peribahasa kuno, "Jangan kawin sebelum mengalami musim panas dan musim dingin bersama dengan
pasanganmu." Sekiranya kalian ragu-ragu tentang perasaan cintamu, sang waktu akan memberi kepastian. Tanyakan: "Apakah cinta kita telah melewati musim panas dan musim dingin? Sudah cukup lamakah kita saling mengenal?"
SELAMAT MENCINTAI
Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta. Sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya…………………….KIDUNG AGUNG 8:7.
Salibku...
Dalam perjalanan hidupku suatu kali aku mengeluh kepada Tuhan Yesus. "Yesus..kok berat banget sih salib yang harus aku panggul selama mengikuti Engkau.."
Lalu Tuhan pun menjawabku dengan lembut. "Kalau begitu, ayo kita jalan-jalan. Aku akan mengajakmu untuk memilih salib mana yang ingin kau pikul.
" Lalu Tuhanpun mengajakku ke suatu ruangan yang penuh dengan salib-salib kayu dengan berbagai ukuran. Tuhan berkata "Letakkan salibmu di pojok ruangan itu dan pilihlah salib yang kauinginkan."
Akupun berjalan mengitari ruangan itu dan melihat semua salib yang ada. Pandanganku kemudian terpaku pada salib yang paling besar di ruangan itu. "Itu salib siapa, Tuhan ?" tanyaku. "Itu adalah salibKu yang menjadikan penebusan bagi segala dosa manusia. Apa itu yang akan kaupilih?" Wah, tentu saja tidak Tuhan. mana kuat aku membawanya.
Aku pilih yang dipojok ruangan itu saja Tuhan. Itu salib yang terkecil yang ada di ruangan ini "jawabku.Tuhan Yesus pun tersenyum dan berkata "Bukankah itu salibmu yang tadi kau letakkan di pojok ruangan ini?"
Ketahuilah anakku,salib yang kau pikul tidak akan memberikan pencobaan lebih dari kemampuanmu karena Aku sangat mencintaimu. Syukurilah salibmu dan ikutlah Aku.
Maka aku pun pulang, dengan sukacita dan imanku telah diselamatkan..........
Lalu Tuhan pun menjawabku dengan lembut. "Kalau begitu, ayo kita jalan-jalan. Aku akan mengajakmu untuk memilih salib mana yang ingin kau pikul.
" Lalu Tuhanpun mengajakku ke suatu ruangan yang penuh dengan salib-salib kayu dengan berbagai ukuran. Tuhan berkata "Letakkan salibmu di pojok ruangan itu dan pilihlah salib yang kauinginkan."
Akupun berjalan mengitari ruangan itu dan melihat semua salib yang ada. Pandanganku kemudian terpaku pada salib yang paling besar di ruangan itu. "Itu salib siapa, Tuhan ?" tanyaku. "Itu adalah salibKu yang menjadikan penebusan bagi segala dosa manusia. Apa itu yang akan kaupilih?" Wah, tentu saja tidak Tuhan. mana kuat aku membawanya.
Aku pilih yang dipojok ruangan itu saja Tuhan. Itu salib yang terkecil yang ada di ruangan ini "jawabku.Tuhan Yesus pun tersenyum dan berkata "Bukankah itu salibmu yang tadi kau letakkan di pojok ruangan ini?"
Ketahuilah anakku,salib yang kau pikul tidak akan memberikan pencobaan lebih dari kemampuanmu karena Aku sangat mencintaimu. Syukurilah salibmu dan ikutlah Aku.
Maka aku pun pulang, dengan sukacita dan imanku telah diselamatkan..........
Selasa, 05 Oktober 2010
Minggu, 03 Oktober 2010
Hold on...!!!
Mungkin saat ini, menyerah adalah cara yg paling mudah..
tapi..keinginan hati untuk bertahan sepertinya lebih besar...
meskipun penderitaan ini memelukku dngan erat dan tidak ingin melepasku...
tapi aku sama sekali tidak ingin terus mendekap penderitaan ini...
kar'na aku hanya ingin memeluk kebahagiaan...By:THAN.
tapi..keinginan hati untuk bertahan sepertinya lebih besar...
meskipun penderitaan ini memelukku dngan erat dan tidak ingin melepasku...
tapi aku sama sekali tidak ingin terus mendekap penderitaan ini...
kar'na aku hanya ingin memeluk kebahagiaan...By:THAN.
THE LIGHT..
Saat cahaya harapan yg kau lihat di dalam kehidupanmu yg sulit begitu kecil.....
JANGANLAH MENYERAH.....
kar'na, meskipun kecil tapi disana masih ada cahayanya....
dan dengan cahaya yg kecil itu, kau masih bisa keluar dari kegelapan..
dan menemukan jalan yg tepat untuk berpijak....By:THAN.
JANGANLAH MENYERAH.....
kar'na, meskipun kecil tapi disana masih ada cahayanya....
dan dengan cahaya yg kecil itu, kau masih bisa keluar dari kegelapan..
dan menemukan jalan yg tepat untuk berpijak....By:THAN.
Lihat aku MA....
Ma..aku menangis..,
bisakah kau melihat tangisku?
aku diam bukan karna aku kuat ma....
aku diam bukan karna aku tegar...
tapi aku diam kar'na semua air matamu.....
aku diam untuk menghentikan semua tangismu.....
dalam diam aku menangis...
hatiku meronta, tapi aku tetap diam ma...
ingin aku berlari kepelukanmu dan menangis, tapi aku tak bisa...
air matamu menghentikan langkahku....
bagaimana bisa aku menangis dihadapanmu?
bagaimana mungkin aku menambahkan air mataku di atas air matamu?
diamlah ma...dan kuatkan aku dengan senyumanmu,
jangan pernah menyalahkan keadaan, tetapi jalanilah keadaan yg ada dengan ketegaran hati dan iman yg sudah DIA berikan...
tidak ada yg salah dari semua ini, hanya saja pekerjaanNYA memang harus dinyatakan didalam hidupku.
besarkan hatimu untuk tersenyum dan berjalan di dalam pengharapan dan pandangan yg terus tertuju pada YESUS.
teruslah berlari bersamaku dalam perlombaan iman yg sudah DIA rancangkan dalam hidup kita,
terus bertahan ma...
ini memang sakit, tapi aku akan tetap bertahan dan membiarkan BAPA terus bekerja dalam hidupku.
ingatlah satu hal ma.., ketika BAPA menyelesaikan pekerjaanNYA dalam hidupku,
kau akan melihat ma..suatu hasil karya yg luar biasa yg akan membuatmu tersenyum bahagia dan menertawakan apa yg kau tangisi hari ini.
peganglah tanganku dan angkat kepalamu yg tertunduk..dan mari kita sama-sama menjalani ini semua dengan senyum..BE STRONG MOM!!!..ByTHAN
bisakah kau melihat tangisku?
aku diam bukan karna aku kuat ma....
aku diam bukan karna aku tegar...
tapi aku diam kar'na semua air matamu.....
aku diam untuk menghentikan semua tangismu.....
dalam diam aku menangis...
hatiku meronta, tapi aku tetap diam ma...
ingin aku berlari kepelukanmu dan menangis, tapi aku tak bisa...
air matamu menghentikan langkahku....
bagaimana bisa aku menangis dihadapanmu?
bagaimana mungkin aku menambahkan air mataku di atas air matamu?
diamlah ma...dan kuatkan aku dengan senyumanmu,
jangan pernah menyalahkan keadaan, tetapi jalanilah keadaan yg ada dengan ketegaran hati dan iman yg sudah DIA berikan...
tidak ada yg salah dari semua ini, hanya saja pekerjaanNYA memang harus dinyatakan didalam hidupku.
besarkan hatimu untuk tersenyum dan berjalan di dalam pengharapan dan pandangan yg terus tertuju pada YESUS.
teruslah berlari bersamaku dalam perlombaan iman yg sudah DIA rancangkan dalam hidup kita,
terus bertahan ma...
ini memang sakit, tapi aku akan tetap bertahan dan membiarkan BAPA terus bekerja dalam hidupku.
ingatlah satu hal ma.., ketika BAPA menyelesaikan pekerjaanNYA dalam hidupku,
kau akan melihat ma..suatu hasil karya yg luar biasa yg akan membuatmu tersenyum bahagia dan menertawakan apa yg kau tangisi hari ini.
peganglah tanganku dan angkat kepalamu yg tertunduk..dan mari kita sama-sama menjalani ini semua dengan senyum..BE STRONG MOM!!!..ByTHAN
KASIH-MU...
Ketika kekecewaan mulai menutupi semua harapan di hati...
berlahan tapi pasti KAU membuatku tetap kuat untuk bertahan....
ketika jalan yg aku tuju, berujung pada sebuah penyesalan...
KAU tetap ada disana, dan meyakiniku semuanya akan baik baik saja....
dan ketika semua berkata aku tidak mungkin bisa...
KAU tetap ada dan meyakiniku kalau aku pasti bisa.....
sampai pada akhirnya, kasih dan kesetiaan-MU,
membawaku pada rasa syukur yg begitu besar,karna telah mengubah hidupku menjadi lebih berharga bagi-MU...By:THAN.
berlahan tapi pasti KAU membuatku tetap kuat untuk bertahan....
ketika jalan yg aku tuju, berujung pada sebuah penyesalan...
KAU tetap ada disana, dan meyakiniku semuanya akan baik baik saja....
dan ketika semua berkata aku tidak mungkin bisa...
KAU tetap ada dan meyakiniku kalau aku pasti bisa.....
sampai pada akhirnya, kasih dan kesetiaan-MU,
membawaku pada rasa syukur yg begitu besar,karna telah mengubah hidupku menjadi lebih berharga bagi-MU...By:THAN.
iman..
Aku berdiri di ujung pengharapanku...
penderitaan menahanku dengan erat, tapi kebahagiaan itu terus membayangi pikiranku...
aku berkata pada diriku..''aku ingin bahagia, aku tidak ingin menangis lagi...''..
sampai aku sadar kalau aku masih memiliki sesuatu yg bisa membuat aku bertahan...
IMANku..
yaa..Aku masih memiliki iman kepadaNYA,
dan aku harus menghadapi kenyataan, kemudian menentukan pilihan untuk mempercayaiNYA...
karna aku tau, bahwa ALLAH berkuasa penuh untuk melaksanakan apa yg telah IA janjikan...By:THAN
penderitaan menahanku dengan erat, tapi kebahagiaan itu terus membayangi pikiranku...
aku berkata pada diriku..''aku ingin bahagia, aku tidak ingin menangis lagi...''..
sampai aku sadar kalau aku masih memiliki sesuatu yg bisa membuat aku bertahan...
IMANku..
yaa..Aku masih memiliki iman kepadaNYA,
dan aku harus menghadapi kenyataan, kemudian menentukan pilihan untuk mempercayaiNYA...
karna aku tau, bahwa ALLAH berkuasa penuh untuk melaksanakan apa yg telah IA janjikan...By:THAN
Langganan:
Postingan (Atom)