Aku masih mengingat jelas kejadian sekitar 2 tahun yang lalu. Waktu itu aku masih bekerja di salah satu mall ternama dikotaku tepatnya disalah satu toko baju di mall itu. saat itu meskipun aku sudah bekerja kurang lebih dua setengah bulan, tapi jujur saja aku belum pernah yang namanya melewati tangga eskalator.
Sejak hari pertama aku masuk kerja, aku hanya menggunakan yang namanya lift, secara tempat aku bekerja itu terletak di lantai 4 mall itu. aku memilih untuk lebih memakai lift dari pada eskalator bukan karena ingin lebih cepat sampai di tempatku bekerja, tapi karena aku memang sama sekali tidak bisa menaiki tangga eskalator tanpa ada yang mendampingiku.
Sejak aku sembuh dan bisa berjalan lagi, itu tidak menjamin aku bisa melakukan banyak hal seorang diri, yang salah satunya seperti menaiki tangga eskalator sendiri. aku sering merasa takut kalau-kalau langkah kakiku tidak bisa mengimbangi lajunya putaran tangga eskalator itu. dan untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan aku memutuskan untuk menggunakan lift saat inggin naik ke tempat aku bekerja.
Jujur saja waktu itu aku tidak yakin pada diriku sendiri kalau aku bisa, dan terlebih lagi aku justru melupakan kalau YESUS pernah menolongku sebelumnya dengan menyembuhkanku, jadi kenapa untuk hal yang sekecil ini DIA tidak bisa menolong? Ketakutanku untuk sakit lagi, membuatku lupa pada kuasa-NYA yang begitu besar yang sanggup menolongku mengatasi ketakutanku ini.
Kemudian semuanya berubah sejak kejadian malam itu. seperti biasanya, hari itu aku pergi kerja dan melakukan pekerjaanku seperti hari-hari biasanya. menjelang soreh, bagian informasi dari pihak mall mengumumkan pada pengeras suara bahwa ada sebuah paket yang tertinggal disamping lift di lantai 3 satu lantai tepat dibawah tempatku bekerja. Saat itu kami yang bekerja dilantai itu sama sekali tidak terlalu memperdulikan pengumuman itu karena yang kami tahu itu hanyalah pengumuman biasa dan berharap pemilik dari paket itu bisa segera mendengar dan mengambilya.
Satu jam berlalu, dan pihak mall kembali mengumumkan pengumuman yang sama, saat itu salah seorang cleaning service yang bertugas di lantai kami malah bercanda dan bilang “eh..jangan-jangan itu bom…??” aku dan teman-temanku yang mendengarnyapun hanya tertawa tanpa menyadari kalau itu akan menjadi sesuatu yang serius.
Pukul 19:30 aku, bos, dan ibu bosku sedang duduk-duduk di toko karena hari itu toko memang lagi sepi-sepinya, saat itu kami hanya menunggu waktu menunjukan pukul 20:00 dan kemudian menutup toko. Saat kami sedang asyik-asyiknya ngobrol, tiba-tiba salah seorang cleaning service datang sambil berlari-lari seperti orang gila dan berteriak “ di lantai 3 ada bom, paket yang tadi itu benar-benar bom..!!!”.
( Ternyata itu Bom beneran...=,=! )
Terang saja kata-katanya membuat semua ‘penghuni’ lantai 4 itu pada ketakutan setengah mati termasuk juga aku sendiri. masih teringat jelas gambaran kejadian malam itu dipikiranku, bagaiman a gaya ibu bosku yang ketakutan kesana-kemari ngga tau jelas mau apa? Dengan mulut yang komat-kamit ngga tau juga ngomong apa?, belum lagi seorang ibu penjual sepatu dan sandal yang memiliki dua toko di lantai itu, terlihat jelas betapa binggungnya dia antara mau menyelamatkan toko atau dirinya sendiri. terang saja kelabakan, kami saja yang hanya menjaga satu buah toko sudah kebingungan setengah mati waktu menarik pintu tokonya, apalagi dia yang harus dengan cepat menutup kedua tokonya tanpa harus kehilangan salah satu barangnya. .
Saat itu aku ingin segera menghubungi orang tuaku, tapi sialnya pulsaku berada pada tingkat paling rendah, aku hanya bisa bilang, “ yaa ampun, kenapa harus sekarang aku sadar kalau mengisi pulsa sebelum perlu itu sangatlah penting?”
Malam itu aku seperti berada pada salah satu adegan sebuah film action, dimana gambar disekitarku berlahan terlihat bergerak lambat, dan orang-orang disekitarku berteriak , berlari, dan kebingungan. Aku hanya terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa?, semuanya terasa menakutkan tapi aku tak bisa berlari untuk menghindar. Aku hanya berdiri terpaku diam sambil melihat orang-orang disekitarku yang berlari kesana-kemari untuk mendapatkan keselamatannya masing-masing. Aku dikejutkan oleh panggilan bosku, “ yann, malam ini kita pulangnya bareng, kamu jangan pulang sendiri, kita turun kebawa sama-sama aja.”. aku benar-benar sangat bersyukur karena mendapatkan seorang bos yang benar-benar sangat peduli dan mengerti benar akan keadaanku.
Aku yang biasanya selalu pulang sendiri tapi malam itu harus bareng sama bosku dan mamanya, saat itu aku berjalan sambil berpegangan tangan sama mama bosku untuk menuju lift. Tapi keadaan berubah menjadi lebih menakutkan bagiku karena ternyata liftnya di blog sama polisi dan kami disuruh turun lewat tangga eskalator.
WHAT..??!!. Saat itu, kalau aku ngga ingat usiaku sudah 21tahun, aku pasti sudah menangis sejadi-jadinya karena ketakutan. Dalam hati aku mulai berdoa meminta pertolongan-NYA, tanpa lupa untuk protes sama DIA, “ yaaa ampun TUHAN, kenapa kejadian ini harus aku hadapi?, tak ada satupun yang tahu melebihi ENGKAU seberapa takut dan tidak bisanya aku menggunakan eskalator? Apa ini cara-MU untuk membuat aku berani dan mau menggunakan eskalator? Kalau memang benar, KAU tega TUHAN, kenapa harus tiba-tiba seperti ini?” saat mengucapkan doa ini dalam hati aku benar-benar hampir nangis sangking takut dan kecewa pada-NYA karena membuatku menghadapi situasi ini.
Malam itu aku bukan hanya akan menghadapi satu tangga eskalator, tapi karena tempatku bekerja berada di lantai 4, itu artinya akan ada tiga tangga eskalator yang harus aku ‘taklukan’.
Saat aku berada di depan tangga eskalator yang pertama, aku kembali berdoa dalam hati, dan kali ini aku benar-benar pasrah. “ TUHAN….aku tahu ini terlihat gila dimataku, tapi aku yakin ENGKAU tidak akan membawaku sejauh ini hanya untuk melihatku mati terguling di tangga eskalator kan?, aku memang lemah, tapi ENGKAU kuat dan berkuasa. Jadi aku percaya KAU akan menolongku keluar dari gedung ini tanpa kurang satu apapun.amin.” bersama dengan mama dari bosku, aku meletakan kakiku diatas anak tangga eskalator, dengan mata yang tak beranjak dari kakiku, aku terus konsentrasi agar bisa melangkah disaat yang tepat, dan berhasil..!!!, tangga eskalator pertama berhasil aku ‘taklukan’. Bukannya tertawa senang, aku malah lebih ingin menangis sangking terharu karena perlindungan-NYA(mungkin bawaan aku’nya yang cenggeng kali..hahaha).
Dengan langkah kaki yang semakin dipercepat aku terus berjalan menuju eskalator yang kedua, nafasku semakin terdengar ngos-ngosan karena kelelahan ( jujur saja, aku belum pernah jalan sekenceng itu ditambah sambil ketakutan, komplit deh debaran jantung yang berkumadang semakin cepat dan keras sampai terdengar jelas oleh telingaku.)
Di eskalator yang ke dua aku mulai merasa sedikit lebih tenang karena sudah memiliki sedikit pengalaman dari eskalator pertama yang sudah berhasil aku lewati. Tapi tantangan baru kembali muncul, ( sueerrr deh, aku kaya lagi main game sama TUHAN, dimana setelah menyelesaikan level pertama, maka level berikutnya pasti akan ada tantangan baru yang akan mempersulit.)
Di eskalator kedua keadaan makin menegangkan, yang menaiki eskalator itu pun sudah semakin banyak, baik itu para tenan atau para pengunjung yang berhamburan untuk secepat mungkin berada di luar gedung, mereka semua mulai menumpuk di eskalator ke dua dimana aku berada, dan tiba-tiba saja eskalator itu melaju dengan kencang. seperti sebuah mobil yang putus rem, eskalator itu pun benar-benar tak bisa dihentikan lagi. orang-orang yang sebelumnya berada di belakangku, entah bagaimana caranya tiba-tiba sudah mendahului aku. Saat itu yang aku tahu, aku terhimpit, aku didorong, aku disambar dari belakang. Ibarat sebuah bola dikaki seorang pemain profesional, seperti itulah keadaanku malam itu, di ‘gelinding’ dengan sempurna. Yang tertinggal di eskalator itu tinggal aku dan mamanya bosku juga beberapa orang dibelakangku, sedangkan bosku sendiri sudah terlebih dahulu sampai dibawah. Aku begitu takut ketika eskalator itu semakin dekat dengan lantai, dalam hati aku cuman bisa berteriak pada TUHAN, “aku harus apa s’karang TUHAN..??”
Mataku mulai berkaca-kaca menahan takut, rasanya benar-benar seperti mau mati saja. Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang berbisik padaku, “ lompatlah.”, what….??!!!, yang benar saja pikirku, sejauh yang aku ingat, terakhir kali aku lompat hasilnya benar-benar ngga enak ( kalo ada yang sudah pernah baca KESAKSIANKU sebelumnya, pasti tahu apa yang terjadi ketika aku melompat.hahaha…), aku ngga mungkin melompat, aku ngga bisa melompat,aku takut melompat, dan lebih tepatnya lagi aku trauma untuk melompat. Tapi sekali lagi aku mendengar bisikan itu, “ ayo, melompatlah”. Eskalator itu semakin dekat dengan lantai, aku bisa melihat dan mendengar bosku berteriak padaku dan mamanya. “ yann.., ayo lompat..”. kemudian aku kembali mendengar bisikan itu, dan kali ini benar-benar terdengar jelas ditelingaku. “ lompatlah”. Tangan kiriku kemudian memegang erat pegangan eskalator itu, dalam hati aku berkata, “ TUHAN YESUS, aku percaya pada-MU.” Kemudian aku melompat.
Ketika aku menyadari bahwa aku sudah berada di lantai 2 bersama dengan bosku, aku benar-benar hanya bisa terpaku diam dalam kekaguman akan janji dan penyertaan-NYA yang luar biasa padaku saat itu. tapi semuanya tidak berhenti di situ saja, karena masih ada satu lagi tangga eskalator yang harus aku lalui, tapi PUJI TUHAN aku sama sekali tak menemukan kendala saat melewati tangga eskalator yang ketiga, justru aku sudah bisa melewatinya dengan benar.
Ketika aku berhasil keluar dari gedung tempatku bekerja, aku, bosku, dan mamanya berjalan untuk menjauhi gedung itu sejauh mungkin, saat itu aku dan mama bosku berjalan sambil pegangan tangan karena dia takut aku kenapa-napa, jadi dia terus menggandengku dari dalam gedung sampai kami berada diluar gedung, saat sedang berjalan menuju ke jalan raya tiba-tiba saja sebuah motor dengan cepat melaju ke arahku, aku hanya mendengar orang yang berada di sekitarku berteriak, “ awas, ada motor dibelakangmu”, dan saat aku berbalik, aku hanya bisa melihat sekilas cahaya dari lampu motor itu, kemudian memejamkan mata dan berkata dalam hati “ mati aku ”. tapi ketika aku membuka mataku, aku hanya melihat motor itu tepat berada dibelakangku dan sudah berhenti. Saat itu dalam keadaan shock aku hanya bisa melongo kaya orang bego’ disamping mamanya bosku yang sedang mengomeli pengendara sepeda motor itu.
Aku kemudian berdiri sejauh mungkin dari gedung itu, aku melihat ada begitu banyak orang yang berlari kesana-kemari, belum lagi sebuah mobil tim GEGANA yang sudah terparkir manis di depan gedung itu. membuat suasana malam itu semakin menegangkan. Sambil menunggu jemputanku tiba, aku kemudian memikirkan kembali kejadian yang baru saja aku alami.
Aku selamat ?, tak ada sedikitpun luka pada tubuhku, Meskipun aku sudah di ‘gelinding’ seperti bola di atas eskalator tadi, melompat dari eskalator, bahkan hampir ‘first kiss’ sama motor pun, tapi tidak ada sedikitpun goresan pada tubuhku?. TUHAN YESUS menepati janji-NYA dengan menjawab doaku, dan membuatku bisa keluar dari gedung itu dengan keadaaan selamat.
Kejadian malam itu, membuatku semakin menyadari bahwa kuasa-NYA yang begitu besar akan selalu menyertaiku. Suara yang berbisik, keberanian , dan kekuatan luar biasa yang tak kasat mata, sudah membawaku satu tingkat untuk lebih bisa mengandalkan-NYA dalam setiap kesulitanku. YESUS tahu bahwa kekuatanku tidak cukup besar untuk melewati kejadian malam itu, tapi kekuatan-NYA selalu besar untuk bisa kupercayai.
Tidak ada masalah yang besar atau kecil bagi-NYA, ketika kita dengan berani untuk datang kehadapan-NYA untuk meminta pertolongan, DIA akan selalu siap untuk menolong kita.
__41:9 engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya, Aku berkata kepadamu: “Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau”;
41:10. janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan__
( Yesaya 41:9-10 ).
*seminggu kemudian, pihak gedung tempatku bekerja mengumumkan bahwa paket yang ditemukan malam itu, bukanlah BOM tapi hanya paket yang berisi tumpukan sampah. ( entah itu benar, atau hanya kamuflase pihak gedung agar pengunjung gedung itu tidak berkurang, aku juga kurang tau). Yang jelas berkat kejadian malam itu, aku jadi lebih meyakini bahwa tiada yang mustahil bagi YESUS, baik BOM atau tangga eskalator, semuanya hanya memerlukan kepercayan penuh pada-NYA untuk bisa ditaklukan.
Be Bless… ^^
By : THAN
Sejak hari pertama aku masuk kerja, aku hanya menggunakan yang namanya lift, secara tempat aku bekerja itu terletak di lantai 4 mall itu. aku memilih untuk lebih memakai lift dari pada eskalator bukan karena ingin lebih cepat sampai di tempatku bekerja, tapi karena aku memang sama sekali tidak bisa menaiki tangga eskalator tanpa ada yang mendampingiku.
Sejak aku sembuh dan bisa berjalan lagi, itu tidak menjamin aku bisa melakukan banyak hal seorang diri, yang salah satunya seperti menaiki tangga eskalator sendiri. aku sering merasa takut kalau-kalau langkah kakiku tidak bisa mengimbangi lajunya putaran tangga eskalator itu. dan untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan aku memutuskan untuk menggunakan lift saat inggin naik ke tempat aku bekerja.
Jujur saja waktu itu aku tidak yakin pada diriku sendiri kalau aku bisa, dan terlebih lagi aku justru melupakan kalau YESUS pernah menolongku sebelumnya dengan menyembuhkanku, jadi kenapa untuk hal yang sekecil ini DIA tidak bisa menolong? Ketakutanku untuk sakit lagi, membuatku lupa pada kuasa-NYA yang begitu besar yang sanggup menolongku mengatasi ketakutanku ini.
Kemudian semuanya berubah sejak kejadian malam itu. seperti biasanya, hari itu aku pergi kerja dan melakukan pekerjaanku seperti hari-hari biasanya. menjelang soreh, bagian informasi dari pihak mall mengumumkan pada pengeras suara bahwa ada sebuah paket yang tertinggal disamping lift di lantai 3 satu lantai tepat dibawah tempatku bekerja. Saat itu kami yang bekerja dilantai itu sama sekali tidak terlalu memperdulikan pengumuman itu karena yang kami tahu itu hanyalah pengumuman biasa dan berharap pemilik dari paket itu bisa segera mendengar dan mengambilya.
Satu jam berlalu, dan pihak mall kembali mengumumkan pengumuman yang sama, saat itu salah seorang cleaning service yang bertugas di lantai kami malah bercanda dan bilang “eh..jangan-jangan itu bom…??” aku dan teman-temanku yang mendengarnyapun hanya tertawa tanpa menyadari kalau itu akan menjadi sesuatu yang serius.
Pukul 19:30 aku, bos, dan ibu bosku sedang duduk-duduk di toko karena hari itu toko memang lagi sepi-sepinya, saat itu kami hanya menunggu waktu menunjukan pukul 20:00 dan kemudian menutup toko. Saat kami sedang asyik-asyiknya ngobrol, tiba-tiba salah seorang cleaning service datang sambil berlari-lari seperti orang gila dan berteriak “ di lantai 3 ada bom, paket yang tadi itu benar-benar bom..!!!”.
( Ternyata itu Bom beneran...=,=! )
Terang saja kata-katanya membuat semua ‘penghuni’ lantai 4 itu pada ketakutan setengah mati termasuk juga aku sendiri. masih teringat jelas gambaran kejadian malam itu dipikiranku, bagaiman a gaya ibu bosku yang ketakutan kesana-kemari ngga tau jelas mau apa? Dengan mulut yang komat-kamit ngga tau juga ngomong apa?, belum lagi seorang ibu penjual sepatu dan sandal yang memiliki dua toko di lantai itu, terlihat jelas betapa binggungnya dia antara mau menyelamatkan toko atau dirinya sendiri. terang saja kelabakan, kami saja yang hanya menjaga satu buah toko sudah kebingungan setengah mati waktu menarik pintu tokonya, apalagi dia yang harus dengan cepat menutup kedua tokonya tanpa harus kehilangan salah satu barangnya. .
Saat itu aku ingin segera menghubungi orang tuaku, tapi sialnya pulsaku berada pada tingkat paling rendah, aku hanya bisa bilang, “ yaa ampun, kenapa harus sekarang aku sadar kalau mengisi pulsa sebelum perlu itu sangatlah penting?”
Malam itu aku seperti berada pada salah satu adegan sebuah film action, dimana gambar disekitarku berlahan terlihat bergerak lambat, dan orang-orang disekitarku berteriak , berlari, dan kebingungan. Aku hanya terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa?, semuanya terasa menakutkan tapi aku tak bisa berlari untuk menghindar. Aku hanya berdiri terpaku diam sambil melihat orang-orang disekitarku yang berlari kesana-kemari untuk mendapatkan keselamatannya masing-masing. Aku dikejutkan oleh panggilan bosku, “ yann, malam ini kita pulangnya bareng, kamu jangan pulang sendiri, kita turun kebawa sama-sama aja.”. aku benar-benar sangat bersyukur karena mendapatkan seorang bos yang benar-benar sangat peduli dan mengerti benar akan keadaanku.
Aku yang biasanya selalu pulang sendiri tapi malam itu harus bareng sama bosku dan mamanya, saat itu aku berjalan sambil berpegangan tangan sama mama bosku untuk menuju lift. Tapi keadaan berubah menjadi lebih menakutkan bagiku karena ternyata liftnya di blog sama polisi dan kami disuruh turun lewat tangga eskalator.
WHAT..??!!. Saat itu, kalau aku ngga ingat usiaku sudah 21tahun, aku pasti sudah menangis sejadi-jadinya karena ketakutan. Dalam hati aku mulai berdoa meminta pertolongan-NYA, tanpa lupa untuk protes sama DIA, “ yaaa ampun TUHAN, kenapa kejadian ini harus aku hadapi?, tak ada satupun yang tahu melebihi ENGKAU seberapa takut dan tidak bisanya aku menggunakan eskalator? Apa ini cara-MU untuk membuat aku berani dan mau menggunakan eskalator? Kalau memang benar, KAU tega TUHAN, kenapa harus tiba-tiba seperti ini?” saat mengucapkan doa ini dalam hati aku benar-benar hampir nangis sangking takut dan kecewa pada-NYA karena membuatku menghadapi situasi ini.
Malam itu aku bukan hanya akan menghadapi satu tangga eskalator, tapi karena tempatku bekerja berada di lantai 4, itu artinya akan ada tiga tangga eskalator yang harus aku ‘taklukan’.
Saat aku berada di depan tangga eskalator yang pertama, aku kembali berdoa dalam hati, dan kali ini aku benar-benar pasrah. “ TUHAN….aku tahu ini terlihat gila dimataku, tapi aku yakin ENGKAU tidak akan membawaku sejauh ini hanya untuk melihatku mati terguling di tangga eskalator kan?, aku memang lemah, tapi ENGKAU kuat dan berkuasa. Jadi aku percaya KAU akan menolongku keluar dari gedung ini tanpa kurang satu apapun.amin.” bersama dengan mama dari bosku, aku meletakan kakiku diatas anak tangga eskalator, dengan mata yang tak beranjak dari kakiku, aku terus konsentrasi agar bisa melangkah disaat yang tepat, dan berhasil..!!!, tangga eskalator pertama berhasil aku ‘taklukan’. Bukannya tertawa senang, aku malah lebih ingin menangis sangking terharu karena perlindungan-NYA(mungkin bawaan aku’nya yang cenggeng kali..hahaha).
Dengan langkah kaki yang semakin dipercepat aku terus berjalan menuju eskalator yang kedua, nafasku semakin terdengar ngos-ngosan karena kelelahan ( jujur saja, aku belum pernah jalan sekenceng itu ditambah sambil ketakutan, komplit deh debaran jantung yang berkumadang semakin cepat dan keras sampai terdengar jelas oleh telingaku.)
Di eskalator yang ke dua aku mulai merasa sedikit lebih tenang karena sudah memiliki sedikit pengalaman dari eskalator pertama yang sudah berhasil aku lewati. Tapi tantangan baru kembali muncul, ( sueerrr deh, aku kaya lagi main game sama TUHAN, dimana setelah menyelesaikan level pertama, maka level berikutnya pasti akan ada tantangan baru yang akan mempersulit.)
Di eskalator kedua keadaan makin menegangkan, yang menaiki eskalator itu pun sudah semakin banyak, baik itu para tenan atau para pengunjung yang berhamburan untuk secepat mungkin berada di luar gedung, mereka semua mulai menumpuk di eskalator ke dua dimana aku berada, dan tiba-tiba saja eskalator itu melaju dengan kencang. seperti sebuah mobil yang putus rem, eskalator itu pun benar-benar tak bisa dihentikan lagi. orang-orang yang sebelumnya berada di belakangku, entah bagaimana caranya tiba-tiba sudah mendahului aku. Saat itu yang aku tahu, aku terhimpit, aku didorong, aku disambar dari belakang. Ibarat sebuah bola dikaki seorang pemain profesional, seperti itulah keadaanku malam itu, di ‘gelinding’ dengan sempurna. Yang tertinggal di eskalator itu tinggal aku dan mamanya bosku juga beberapa orang dibelakangku, sedangkan bosku sendiri sudah terlebih dahulu sampai dibawah. Aku begitu takut ketika eskalator itu semakin dekat dengan lantai, dalam hati aku cuman bisa berteriak pada TUHAN, “aku harus apa s’karang TUHAN..??”
Mataku mulai berkaca-kaca menahan takut, rasanya benar-benar seperti mau mati saja. Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang berbisik padaku, “ lompatlah.”, what….??!!!, yang benar saja pikirku, sejauh yang aku ingat, terakhir kali aku lompat hasilnya benar-benar ngga enak ( kalo ada yang sudah pernah baca KESAKSIANKU sebelumnya, pasti tahu apa yang terjadi ketika aku melompat.hahaha…), aku ngga mungkin melompat, aku ngga bisa melompat,aku takut melompat, dan lebih tepatnya lagi aku trauma untuk melompat. Tapi sekali lagi aku mendengar bisikan itu, “ ayo, melompatlah”. Eskalator itu semakin dekat dengan lantai, aku bisa melihat dan mendengar bosku berteriak padaku dan mamanya. “ yann.., ayo lompat..”. kemudian aku kembali mendengar bisikan itu, dan kali ini benar-benar terdengar jelas ditelingaku. “ lompatlah”. Tangan kiriku kemudian memegang erat pegangan eskalator itu, dalam hati aku berkata, “ TUHAN YESUS, aku percaya pada-MU.” Kemudian aku melompat.
Ketika aku menyadari bahwa aku sudah berada di lantai 2 bersama dengan bosku, aku benar-benar hanya bisa terpaku diam dalam kekaguman akan janji dan penyertaan-NYA yang luar biasa padaku saat itu. tapi semuanya tidak berhenti di situ saja, karena masih ada satu lagi tangga eskalator yang harus aku lalui, tapi PUJI TUHAN aku sama sekali tak menemukan kendala saat melewati tangga eskalator yang ketiga, justru aku sudah bisa melewatinya dengan benar.
Ketika aku berhasil keluar dari gedung tempatku bekerja, aku, bosku, dan mamanya berjalan untuk menjauhi gedung itu sejauh mungkin, saat itu aku dan mama bosku berjalan sambil pegangan tangan karena dia takut aku kenapa-napa, jadi dia terus menggandengku dari dalam gedung sampai kami berada diluar gedung, saat sedang berjalan menuju ke jalan raya tiba-tiba saja sebuah motor dengan cepat melaju ke arahku, aku hanya mendengar orang yang berada di sekitarku berteriak, “ awas, ada motor dibelakangmu”, dan saat aku berbalik, aku hanya bisa melihat sekilas cahaya dari lampu motor itu, kemudian memejamkan mata dan berkata dalam hati “ mati aku ”. tapi ketika aku membuka mataku, aku hanya melihat motor itu tepat berada dibelakangku dan sudah berhenti. Saat itu dalam keadaan shock aku hanya bisa melongo kaya orang bego’ disamping mamanya bosku yang sedang mengomeli pengendara sepeda motor itu.
Aku kemudian berdiri sejauh mungkin dari gedung itu, aku melihat ada begitu banyak orang yang berlari kesana-kemari, belum lagi sebuah mobil tim GEGANA yang sudah terparkir manis di depan gedung itu. membuat suasana malam itu semakin menegangkan. Sambil menunggu jemputanku tiba, aku kemudian memikirkan kembali kejadian yang baru saja aku alami.
Aku selamat ?, tak ada sedikitpun luka pada tubuhku, Meskipun aku sudah di ‘gelinding’ seperti bola di atas eskalator tadi, melompat dari eskalator, bahkan hampir ‘first kiss’ sama motor pun, tapi tidak ada sedikitpun goresan pada tubuhku?. TUHAN YESUS menepati janji-NYA dengan menjawab doaku, dan membuatku bisa keluar dari gedung itu dengan keadaaan selamat.
Kejadian malam itu, membuatku semakin menyadari bahwa kuasa-NYA yang begitu besar akan selalu menyertaiku. Suara yang berbisik, keberanian , dan kekuatan luar biasa yang tak kasat mata, sudah membawaku satu tingkat untuk lebih bisa mengandalkan-NYA dalam setiap kesulitanku. YESUS tahu bahwa kekuatanku tidak cukup besar untuk melewati kejadian malam itu, tapi kekuatan-NYA selalu besar untuk bisa kupercayai.
Tidak ada masalah yang besar atau kecil bagi-NYA, ketika kita dengan berani untuk datang kehadapan-NYA untuk meminta pertolongan, DIA akan selalu siap untuk menolong kita.
__41:9 engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya, Aku berkata kepadamu: “Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau”;
41:10. janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan__
( Yesaya 41:9-10 ).
*seminggu kemudian, pihak gedung tempatku bekerja mengumumkan bahwa paket yang ditemukan malam itu, bukanlah BOM tapi hanya paket yang berisi tumpukan sampah. ( entah itu benar, atau hanya kamuflase pihak gedung agar pengunjung gedung itu tidak berkurang, aku juga kurang tau). Yang jelas berkat kejadian malam itu, aku jadi lebih meyakini bahwa tiada yang mustahil bagi YESUS, baik BOM atau tangga eskalator, semuanya hanya memerlukan kepercayan penuh pada-NYA untuk bisa ditaklukan.
Be Bless… ^^
By : THAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar